LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
JUDUL : Indeks Isolasi Lalat Drosophila Pada Ketinggian Yang Berbeda
TUJUAN : Untuk mengamati pertumbuhan lalat Drosophila pada ketinggian yang berbeda
DASAR TEORI
Drosophila Melanogaster adalah serangga bersayap yang masuk ke ordo Diptera. Drosophilia ini merupakan jenis serangga yang satu ordo dengan Drosophila ananase . Species ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan merupakan organism yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika.
Drosophila ananassae (lalat buah) adalah hewan poikiloterm dan tersebar luas di dunia. Panjang waktu dari tingkat telur sampai muncul serangga dewasa tergantung pada suhu. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan sejauh mana pengaruhnya terhadap reproduksi lalat buah. Dalam penelitian digunakan dua suhu perlakuan yaitu 20°+1°C dan 26°±1°C. Sebagai kontrol adalah suhu kamar (suhu minimum dan maksimum rata-rata masing-masing 22,9°C dan 28,3°C). Percobaan dilakukan dalam enam generasi dengan 10 kali ulangan. Pengamatan dilakukan dalam 10 hari pengamatan pada lima kali pemindahan induk lalat buah dengan interval waktu tujuh hari. Dalam penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap. Untuk mengetahui pengaruh suhu perlakuan dilakukan analisa sidik ragam dengan uji LSD dan FISD terhadap rata-rata jumlah imago yang menetas dalam tiap generasi. Untuk mengetahui perbedaan antar generasi terhadap jumlah rata-rata imago yang menetas pada suhu tertentu dilakukan uji Student t. Diperoleh satu kesimpulan bahwa suhu 20°+1°C dan suhu 26°+1°C berpengaruh terhadap reproduksi lalat buah, yaitu menurunkan hasil reproduksi. Bila dibandingkan antara kedua suhu yang dipakai maka suhu 20°+1°C lebih berpengaruh dari pada suhu 26°+1°C.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Famili : Diptera
Genus : Drosophila
Species : Drosophila ananase
Lalat buah Drosophila ananase sangat suka sekali mengerumuni buah yang sudah masak. Thomas Hunt Morgan adalah perintis dalam penggunaan organism kecil ini sebagai obyek dalam penelitian genetika. Pilihannya tepat sekali karena lalat ini mempunyai banyak keunggulan :
Ø Mudah didapat di alam.
Ø Lalat ini kecil,sehingga suatu populasi yang besar dapat di pelihara dalam laboratorium.
Ø Tidak memerlukan tempat yang luas,cukup dalam botol jam saja.
Ø Daur hidup sangat cepat,tiap 2 minggu / 14 hari dapat menghasilkan satu generasi yang baru.
Ø Lalat ini sangat subur, yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang di buahi dalam hidupnya yang pendek.
Ø Hanya mempunyai 8 kromosom / 4 sampai 5 pasang kromosom sehingga mudah di hitung.
Ø Mempunyai banyak mutan dan keturunan
Ø Drosophila jantan tidak menggalami pindah silang
Ø Mempunyai kromosom raksasa.
A. Alat dan Bahan
· Lalat buah Drosophila
· Botol jam
· Pisang ambon
· Gula merah dan ragi
B. Cara Kerja Membuat Medium
Ø Mula – mula pisang ambon dikupas dan langsung di blender dan sekaligus masukkan gula merah secukupnya kedalam blender secara bersamaan hingga halus
Ø Setelah di blender , masukkan kedalam panci kemudian panaskan sampai mengental
Ø Medium di angkat dan di dinginkan
Ø Setelah dingin di gunakan
Ø Masukkan medium tadi kedalam botol kultur
Ø Medium diratakan dalam botol, beri sedikit ragi roti atau fermipan
Ø Buet lipatan kertas kecil, masukkan ke dalam botol hal ini untuk menyerap air
Ø Masukkan lalat buah Drosophila kedalam botol tadi yang telah siap dengan medium tadi
Ø Pilih lalat jantan dan betina
Ø Letakkan di tempat yang aman.
DAUR HIDUP DROSOPHILA (LALAT BUAH)
Drosophila ini memiliki siklus hidup yang sangat singkat,yaitu kurang ebih 14 hari.erangga ini akan kawin setelah berumur 8 jam,dengan demikian lalat betina dapat bertelur pada hari berikutnya.Seekor lalat betina menghasilkan telur berkisar antara 50 – 57 telur dalam 10 hari telurnya berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 0,5 mm.Telur telur tersebut baru mengalami perkembangan setelah kurang lebih 2 jam dan menetas menjadi larfa.
Selanjutnya terjadi 4 kali pergantian sehingga mencapai stadium pupa.Pupa akan menetas setelah 5-11 hari,tergantung kondisi lingkungan.
Lalat buah jantan mengenali pasangannya selain feromon juga melalui kilatan warna tubuh dan pita atau bercak pada sayap.lalat buah pada umumnya jarang di temui pada pagi hari (saat matahari terbit),tetapi pada siang sampai sore hari menjelang senja,lalat buah ini dapat di temui.
Sifat khas lalst buah adalah melekatkan telurnya di dalam buah. Tempat peletakkan telur itu di tandai dengan adanya tanda noda / titik kecil hitam yang tidak terlalu jelas.Noda-noda kecil berkas tusukan ovipositor ini merupakan gejala awal serangga lalat buah.
Telur yang menetas menghasilkan larva (belatung),akibat gangguan larfayang menetas telur tersebut,noda-noda kecil berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya.Selanjutnya larva akan merusak daging buah sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak.
Daur hidup lalat buah dari telur sampai dewasa dan daerah tropis berlangsing kurang lebih 25 hari.Setelah keluar dari pupa,lalat membutuhkan sumber protein untuk makanannyadan persiapan bertelur.
ALAT DAN BAHAN
· Lalat buah Drosophila
· Botol kultur
· Tutup botol dari gabus
· Medium buatan
· Pisang ambon
· Ragi / fermipan
· Kertas
CARA KERJA
Ø Praktikan menyiapkan wadah pemeliharaan atau botol jam yang telah berisi medium
Ø Kemudian memasukkan satu pasang Drosophila kedalam botol.Sebelumnya telah di bedakan jantan dan betina dengan melihat perbedaan morfologinya. Drosophila ananase jantan dikawinkan dengan Drosophila betina jenis lain dengan ketinggian yang berbeda.
Ø Jika terlihat larva (ulat kecil) dalam botol,segera pindahkan kebotol lain untuk di amati secara lebih saksama.
Ø Hasil pengamatan dimasukkan kedalam tabel.
HASIL PENGAMATAN
Stadium | Hari ke | Keterangan |
Telur Larva instar I Larva instar II Larva instar III Pupa | 2 3 4 5 6 | - 3 mm 4 mm 4 mm 2 mm |
PEMBAHASAN
Seperti pada umumnya serangga, lalat Drosophila ini memiliki jenis kelamin yang berbeda. Dimana lalat Drosophila betina ditandai dengan adanya ukuran tubuh seidkit lebih besar abdomen pada bagian posterior tumpul dan bergaris-garis hitam pada bagian dorsal sampai keujung. Sedangkan jantan ukurannya lebih kecil dari yang betina, abdomen berujung lancip, dengan segmen terakhir berwarna hitam.
Untuk persilangan dua jalur yang berlainan digunakan lalat betina yang masih virgin. Hal ini di sebabkan Drosophila betina dapat menyimpan dan memakai sperma dalam suatu inseminasi dalam massa reproduksinya dalam jangka panjang. Biasanya betina tidak melakukan perkawinan dalam waktu tertentu, hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu factor dari lingkungan atau dari dalam lalat itu sendiri.
Dalam persilangan ini harus menggunakan medium yang cocok, dimana digunakan botol kultur kecil untuk menurangi kontaminasi jamur. Umumnya jika bekerja dengan kultur akan menghadapi bermacam-macam kontaminasi yaitu kontaminasi jamur, bakteri, dan jenis yang lainnya.
Pada praktikum yang kami lakukan, dengan menggunakan lalat Drosophila ananase dengan jenis lalat lainnya yang masih satu ordo dengan ananase. Disini kami mengambil beberapa jenis lalat yang ada digunung Pilohayanga, tepatnya di kecamatan telaga, kabupaten Gorontalo. Lalat yang kami ambil dengan menggunakan ketinggian yang berbeda yaitu ketinggian 800 m, 600 m, dan 400 m. Lalat ini dikawinkan pada ketinggian yang berbeda. Dalam hal ini, lalat pada ketinggian 800 m dikawinkan dengan lalat pada ketinggian 400 m, lalat pada ketinggian 800 m dikawinkan dengan lalat pada ketinggian 600 m, lalat pada ketinggian 600 m dikawinkan dengan lalat pada ketinggian 400 m. Pada ketinggian 800 x 600 m yaitu lalat ananase dikawinkan dengan lalat ananase. Pada ketinggian 800 x 400 m yaitu lalat ananase dikawinkan dengan Rubida. Sedangkan pada ketinggian 600 x 400 m yaitu lalat ananase dikawinkan sama-sama lalat ananase.
Perbedaan deri kedua jenis lalat tersebut dapat dilihat dari cirri- cirinya. Dimana untuk melihat atau untuk membedakannya dengan menggunakan buku kunci identifikasi lalat. Caranya lalat dibius dengan menggunakan alcohol 90%. Kemudian lalat diperiksa dibawah mikroskop steril. Adapun cirri-ciri dari lalat tersebut yaitu :
1. Ciri-ciri lalat Rubida
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Famili : Diptera
Genus : Drosophila
Species : Drosophila rubida
Bulu keras lisan (di) atas separuh panjangnya, sering hampir sama besar. Mesonotum tanpa stripes membujur. Carina bukan sulcate, yang berkenaan dengan dada briestles tidak timbul dari spots gelap. Sisir hal tulang paha yang absen di depan bersandar ke belakang pantat orbital dan [yang] sedikit cabang samping ke proclinate ( semua 3 orbital hampir berderet) sisir hal tulang paha lemah, setulae jarang, menguji merah, abdomen [jantan/pria] [yang] yang dengan sepenuhnya appically.........rubida(8 hitam).
2. Ciri-ciri Ananase
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Famili : Diptera
Genus : Drosophila
Species : Drosophila ananase
Bulu keras lisan (di) atas separuh panjangnya, sering hampir sama besar. Rombongan apikal pada [atas] [yang] abdominal di depan tergites pada umumnya yang disela di (dalam) midline, cek sering luas, bagian depan tulang paha dalam beberapa spesies dengan ventromedial baris [dari;ttg] setulae hitam kuat pendek/singkat ( sisir hal tulang paha) ( sub jenis Drosophila dan Dorsophilla). Badan tidak seluruhnya [sebagai/ketika] above,briestles dan arista black. [jantan/pria] dengan jenis kelamin beda menyisir terdiri dari baik longitudinal,tranverse [dari;ttg] baris miring maupun baris [dari;ttg] hitam kuat briestles pada [atas] bagian depan tarsus. Jenis kelamin menyisir baris gigi [yang] miring pada [atas] bagian dari yang lebih rendah metatarsus jenis kelamin menyisir di (dalam) garis melintang baris brisles pada [atas] pertama 2 tarsal segments. Abdomen [jantan/pria] yang pucat semua tergites dengan pantat [yang] sedikit lebih gelap bands. Jenis kelamin menyisir terdiri dari 5 baris bulu keras pada [atas] metatarsus dan 3-4 baris pada [atas] 2nd tarsal segment......annanaseae.
Sesuai dengan hasil pengamatan yang kami lakukan, lalat pada ketiggian 600 x 800 m lebih cepat mengeluarkan telur kemudian menjadi larva. Selanjutnya menyusul dengan lalat pada ketinggian 800 x 400 m. Sedangkan pada ketinggian 400 x 600 tidak melakukan perkawinan, sehingga tidak mendapatkan keturunan. Hal ini disebabkan karena 2 faktor yaitu :
a. Factor lingkungan, dimana lalat tersebut belum dapat menyesuaikan dengan lingkungan baru. Karena situasi dan kondisi yang ada digunung berbeda dengan yang ada di laboratorium. Dimana kondisi digunung lebih sejuk dan lembab, sehingga mereka lebih sulit untuk menyesuaiakan di laboratorium. Hal ini diakibatkan oleh lalat tidak dapat kawin pada suhu yang panas atau pada cahaya yang terang. Bukan saja foktor ini yang mempengaruhi, tetapi masih banyak factor- factor lain misalnya medium, jenis makanan.
b. Factor internal yaitu factor yang terdapat dalam tubuh lalat Drosophila. Misalnya pada lalat tersebut tidak mau kawin karena disebabkan oleh factor lingkungan. Dan pada lalat jantan tidak terdapat sperma, sehingga tidak mendapatkan keturunan.
ADAPUN DAUR HIDUP LALAT BUAH
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa, dan imago (serangga dewasa).
Telur
Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositor-nya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat buah. Lalat buah betina mencari buah yang sesuai untuk meletakkan telur dengan bantuan indera penciuman pada antena dan indera mata. Proses ini juga dipengaruhi oleh pencernaan dan penglihatan.
Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan berkelompok 2—15 butir Lalat buah betina dapat meletakkan telur 1—40 butir/hari. Satu ekor betina B. dorsalis dapat menghasilkan telur 1200-1500 butir. Sarwono dkk. (1993) melaporkan bahwa ukuran telur lalat buah mangga adalah 0,3 mm x 0,1 mm.
Larva
Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3 bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas). Kepala berbentuk runcing dengan dua buah bintik hitam yang jelas, mempunyai alat kait mulut. Stadia larva terdiri atas tiga instar.
Larva membuat saluran-saluran di dalam buah dan mengisap cairan buah. Larva ini hidup dan berkembang dalam daging buah selama 6—9 hari, menyebabkan buah menjadi busuk, dan biasanya larva jatuh (melenting) ke tanah sebelum larva itu berubah menjadi pupa. Larva instar 3 berkembang maksimum dengan ukuran ± 7mm, membuat lubang keluar, kemudian meloncat atau melenting dari buah, dan menjadi pupa di dalam tanah.
Keberadaan larva dalam buah juga dapat menstimulasi pertumbuhan dan kehidupan organisme pembusuk lainnya. Stadium lalat buah yang paling merusak adalah stadium larva, yang pada umumnya berkembang di dalam buah.
Pupa
Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5 mm. Masa pupa adalah 4—10 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah.
Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7mm x 0,3mm dan terdiri atas menjadi kepala, toraks dada), dan abdomen. Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu berwarna orange, merah kecoklatan, coklat atau hitam, danmemiliki sepasang sayap. Pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita membujur warna hitam atau bentuk heruf T dan kadang-kadang tidak jelas. Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan mempunyai alat pelekat telur yang cukup kuat untuk menembus kulit buah.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Lalat buah jenis Drosophila yang dikawinkan pada ketinggian yang berdeda tidak semuanya mendapatkan keturunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu factor eksternal dan internal.
2. Lalat buah ini mempunyai tahapan hidup dari telur, larva, pupa, dan imago (dewasa).
Daftar Pustaka
Isiayati. 2004. Pengaruh Suhu Terhadap Reproduksi Lalat Buah (Drosophila Ananassae).Bandung : Penelitian ITBs
Suryo, 1996. GENETIKA. Jurusan Biologi : Universitas Gadjah Madah
Suryo, 1986. GENETIKA. Jurusan Biologi : Universitas Gadjah Madah
Bock, Ian R. 1976. Ausrtalian Journal Of Zoology. Australia